Rabu, 10 Agustus 2011

MAHMOUD AHMADINEJAD SIAPAKAH DIA !!!!!!



PRESIDEN REPUBLIK ISLAM IRAN MAHMOUD AHMADINEJAD
biodata singkat:
Lahir : Aradan, 28 Oktober 1956 
Jabatan : Presiden Iran yang keenam
Pendidikan : Gelar doktor  Ph.D. dalam bidang teknik dan perencanaan lalu lintas dan transportasi Universitas Sains dan Teknologi Iran (IUST) tahun 1997
Karir :
* Korps Pengawal Revolusi Islam (1986)
* Insinyur kepala pasukan keenam Korps dan kepala staf Korps di sebelah barat Iran
* Wakil gubernur dan gubernur Maku dan Khoy
* Penasihat Menteri Kebudayaan dan Ajaran Islam
* Gubernur provinsi Ardabil (1993-1997)
* Walikota Teheran (3 Mei 2003 – 28 Juni 2005)
* Presiden Iran (3 Agustus 2005 – sekarang)

biografi singkat
Mahmoud Ahmadinejad atau bisa dibaca Ahmadinezhad (bahasa Persia: ; lahir 28 Oktober 1956) adalah Presiden Iran yang keenam. Jabatan kepresidenannya dimulai pada 3 Agustus 2005. Ia pernah menjabat walikota Teheran dari 3 Mei 2003 hingga 28 Juni 2005 waktu ia terpilih sebagai presiden. Ia dikenal secara luas sebagai seorang tokoh konservatif yang mempunyai pandangan Islamis.
Lahir di desa pertanian Aradan, dekat Garmsar, sekitar 100 km dari Teheran, sebagai putra seorang pandai besi, keluarganya pindah ke Teheran saat dia berusia satu tahun. Dia lulus dari Universitas Sains dan Teknologi Iran (IUST) dengan gelar doktor dalam bidang teknik dan perencanaan lalu lintas dan transportasi. 
Pada tahun 1980, dia adalah ketua perwakilan IUST untuk perkumpulan mahasiswa, dan terlibat dalam pendirian Kantor untuk Pereratan Persatuan (daftar-e tahkim-e vahdat), organisasi mahasiswa yang berada di balik perebutan Kedubes Amerika Serikat yang mengakibatkan terjadinya krisis sandera Iran.
Pada masa Perang Iran-Irak, Ahmedinejad bergabung dengan Korps Pengawal Revolusi Islam pada tahun 1986. Dia terlibat dalam misi-misi di Kirkuk, Irak. Dia kemudian menjadi insinyur kepala pasukan keenam Korps dan kepala staf Korps di sebelah barat Iran. Setelah perang, dia bertugas sebagai wakil gubernur dan gubernur Maku dan Khoy, Penasehat Menteri Kebudayaan dan Ajaran Islam, dan gubernur provinsi Ardabil dari 1993 hingga Oktober 1997.
Ahmadinejad lalu terpilih sebagai walikota Teheran pada Mei 2003. Dalam masa tugasnya, dia mengembalikan banyak perubahan yang dilakukan walikota-walikota sebelumnya yang lebih moderat dan reformis, dan mementingkan nilai-nilai keagamaan dalam kegiatan-kegiatan di pusat-pusat kebudayaan. Selain itu, dia juga menjadi semacam manajer dalam harian Hamshahri dan memecat sang editor, Mohammad Atrianfar, pada 13 Juni 2005, beberapa hari sebelum pemilu presiden, karena tidak mendukungnya dalam pemilu tersebut.
Ahmadinejad diketahui pernah bertengkar dengan Presiden Mohammad Khatami, yang lalu melarangnya menghadiri pertemuan Dewan Menteri, suatu hak yang biasa diberikan kepada para walikota Teheran. Dia telah mengkritik Khatami di depan umum, menuduhnya tidak mengetahui masalah-masalah sehari-hari warga Iran.
Ahmadinejad memberi salam hormat kepada Ayatollah KhameneiSetelah dua tahun sebagai walikota Teheran, Ahmadinejad lalu terpilih sebagai presiden baru Iran. Tak lama setelah terpilih, pada 29 Juni 2005, sempat muncul tuduhan bahwa ia terlibat dalam krisis sandera Iran pada tahun 1979. Iran Focus mengklaim bahwa sebuah foto yang dikeluarkannya menunjukkan Ahmadinejad sedang berjalan menuntun para sandera dalam peristiwa tersebut, namun tuduhan ini tidak pernah dapat dibuktikan


Kontroversi

Kutipan pernyataannya dalam sebuah pertemuan di hadapan para mahasiswa pada 26 Oktober 2005 dari pernyataan Ayatollah Khomeiniyang menyerukan agar Israel “dihapus dari peta dunia” memicu kontroversi. Selain, menuai kecaman dari berbagai pemimpin dunia, termasuk Presiden Shimon Peres. Peres bahkan membalas dengan menuntut agar Iran dikeluarkan dari keanggotaan di Perserikatan Bangsa-bangsa.
Pernyataan yang kontroversial ini diulang kembali pada 14 Desember 2005. Saat itu, ia berkata bahwa Holocaust (peristiwa pembantaian terhadap kaum Yahudi oleh rezim Nazi pada masa Perang Dunia II) hanyalah sebuah mitos yang digunakan bangsa Eropa untuk menciptakan negara Yahudi di jantung dunia Islam. Ia juga sempat menyelenggarakan konferensi tentang Holocaust.
Sementara, kritik dalam negeri mengenai kebijakan domestik dan luar negeri terus mengalir deras. Kritik datang dari tokoh ulama besar Ayatollah Hossein Ali Montazeri. Merujuk retorika Ahmadinejad terhadap Amerika Serikat, Montazeri menyatakan bahwa sangat perlu bertindak logis terhadap musuh dan tidak memprovokasi. Bagi Montazeri, ekstremisme tidak berbuah baik untuk rakyat.
Iran menegaskan bahwa pengembangan teknologi nuklir merupakan hak yang tidak bisa disangkal meskipun Dewan Keamanan PBBmengeluarkan resolusi yang menuntut Iran untuk menghentikan program pengayaan uranium. Ahmadinejad mendapat kritikan dari kalangan konservatif maupun reformis mengenai kebijakan ekonominya dan cara dia menangani isu nuklir Iran.


program Nuklir Iran

“saya menolak anggapan bahwa masalah nuklir telah menciptakan krisis untuk negeri ini. Krisis apa? Teknologi nuklir itu hak kita dan tak seorang pun bisa mencabutnya dari kita. Kita telah melangkah sejauh ini, maka atas izin Allah, Kita tinggal perlu selangkah lagi (untuk mencapainya). ”  Ahmadinejad

program nuklir Iran telah dimulai sejak sebelum Revolusi Islam tahun 1979.
Ketika masih akrab dengan Barat dan terutama AS, pada tahun 1970-an Shah Iran telah memulai rencana ambisius untuk membangun dua puluh tiga pembangkit listrik tenaga nuklir yang mampu menghasilkan listrik sebesar 23.000 megawatt, di Bushehr, kota pelabuhan dikawasan Teluk Pesia. Ia berharap bisa menyelesaikan programnya pada akhir abad ke-20 dengan biaya keseluruhan sebesar 24 Miliar dolar. Iran telah menandatangani perjanjian Non-Proliferasi untuk mengendalikan penyebaran senjata nuklir.
Negara- negara Barat mendukung rencana Shah. Mereka senang punya sekutu kuat di Timur Tengah sebagai benteng pertahanan bangsa- bangsa arab yang anti- Barat. bahkan Amerika Serikat mendorong Iran mengembangkan sumberdaya selain minyak dan bersiap menjual reaktor serta fasilitas yang diperlukan kepada Iran guna memulai program nuklir yang ekstensif. Perusahaan Jerman telah mulai pembangunan 2 unit pembangkit listrik tenaga nuklir. Sebuah konsorsium Prancis dibentuk untuk menyediakan bahan bakar. Jadi jelas, justru Amerika Serikat dan Eropa yang telah menempatkan Iran dijalur menuju kekuatan nuklir.
Pemerintah Amerika Serikat dibawah kepemimpinan Presiden Gerald Ford menawarkan kepada Iran fasilitas pengolahan untuk ekstraksi plutonium dari bahan bakar reaktor nuklir- fasilitas dengan manfaat tunggal untuk membuat bom nuklir. Bahkan sesungguhnya Amerika Serikat dengan senang hati membolehkan Iran memiliki siklus nuklir yang lengkap. Bertahun-m tahun kemudian, menteri Luar Negeri Henry Kissinger, berkata kepada Washington Post: ” Saya terkejut masalah poliferasi akan muncul.”. Yang lebih menarik ialah bahwa pemerintahan Ford kala itu meliputi Dick Cheney, Donald Rumsfeld, dan Paul Wolfowitz, yang tiga puluh tahun kemudian menjadi tokoh kunci dalam pemerintahaan Presiden Amerika Serikat George W. Bush. Bedanya, kini mereka mendukung upaya penghentian pengayaan uranium Iran, bahkan bila perlu menggunakan kekerasan. Jadi siapakah sebenarnya Iblis?



PRESIDEN REPUBLIK ISLAM IRAN



        ( Mahmoud Ahmadinejad )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar